Seminar Pembekalan Tour Leader Haji, Umrah, dan Wisata Religi: Membangun Profesionalisme dan Spiritualitas dalam Satu Paket

Medan – Selasa, 24 Juni 2025 pukul 10.00 WIB, bertempat di Aula Gedung FDK UIN SU Medan, digelar Seminar Pembekalan Tour Leader Haji, Umrah, dan Wisata Religi. Seminar ini diadakan sebagai wujud responsif Prodi Manajemen Dakwah UINSU-Medan sebagai institusi akademik terhadap kebutuhan keilmuan praktis di tengah masyarakat. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 60 peserta dari berbagai latar belakang, baik mahasiswa maupun masyarakat umum.

Seminar ini dimoderatori oleh Pangesti Harmiza P. Al Sirri dan dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Prof. Dr. Hasan Sazali, M.Ag., yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif penyelenggaraan seminar ini sebagai bagian dari upaya integratif antara pendidikan akademik dan kebutuhan industri keagamaan. “Materi seminar ini sangat penting. Kami juga berharap dengan adanya seminar ini menjadi cikal bakal bagi UINSU-Medan untuk membuka prodi haji dan umrah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi sesegera mungkin”, ungkapnya. Seminar ini diselenggarakan atas inisiatif mahasiswa Program Studi Manajemen Dakwah khususnya kelas Manajemen Dakwah E stambuk 2022, dengan Irsyadi Ujung sebagai ketua pelaksana. Special Performance dari Hafaz Muhammad Bintang menambah keseruan dan semangat peserta dalam mengikuti seminar kali ini.

Pemateri pertama, Hj. Alya Rahmayani, S.Sos., CAH., CAU., yang juga merupakan dosen UIN SU dan Direktur PT. Multazam sekaligus Sekretaris Umum AMPHURI Medan, memaparkan secara komprehensif seputar pembekalan tour leader. Ia menjelaskan peran vital seorang tour leader dalam perjalanan ibadah—tidak hanya sebagai pendamping logistik, tetapi juga sebagai penopang spiritual dan moral. Materi yang disampaikan mencakup pengertian tour leader, peran dan etikanya, penanganan masalah umum selama perjalanan, hingga checklist yang wajib dimiliki.

Selanjutnya, Muhammad Khadry, S.E., M.M., dosen Program Studi Destinasi Pariwisata Politeknik Pariwisata Medan, hadir sebagai pemateri kedua. Ia menyampaikan tentang peluang bisnis wisata religi dan menjabarkan potensi besar pasar umrah serta jenis-jenis layanan unggulan dalam industri perjalanan ibadah yang terus berkembang secara global.

Pemateri ketiga, Abdul Hakim Al Habsy, S.H., meskipun berhalangan hadir secara langsung, tetap memberikan kontribusi materi melalui sesi daring via Zoom. Dalam pemaparannya, beliau memberikan pembekalan mendalam tentang kesiapan mental dan teknis menjadi tour leader profesional untuk perjalanan Haji, Umrah, dan wisata religi.

Pemateri keempat, Sarmoko Saridi, M.Par., memberikan materi dengan pendekatan inspiratif mengenai bagaimana menjadi tour leader yang keren, baik, dan benar. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara kemampuan teknis, pelayanan prima, dan kepribadian yang berintegritas.

Melalui seminar ini, para peserta diharapkan memiliki pemahaman yang lebih menyeluruh mengenai profesi tour leader, khususnya dalam konteks perjalanan ibadah. Seminar ini juga menjadi momentum strategis untuk membekali para calon pemandu dengan wawasan syar’i, keterampilan komunikasi, serta manajemen perjalanan yang profesional dan amanah.

Lebih jauh, kegiatan ini diharapkan dapat mencetak tour leader yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki sensitivitas spiritual dan sosial dalam mendampingi jamaah. Dalam jangka panjang, seminar ini diyakini mampu meningkatkan kualitas penyelenggaraan perjalanan ibadah dan wisata religi di Indonesia, serta memperkuat citra nasional sebagai penyelenggara perjalanan keagamaan yang unggul, berkarakter, dan bermartabat. Sebagai bentuk dukungan dan evaluasi akademik, Program Studi Manajemen Dakwah turut menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya seminar ini. Ketua Program Studi menyatakan bahwa kegiatan semacam ini sangat relevan dengan profil lulusan yang ingin dibentuk, yaitu para profesional dakwah yang memiliki kompetensi manajerial dan sensitivitas sosial keagamaan. Prodi berharap kegiatan ini dapat terus dikembangkan dan menjadi agenda rutin yang mendekatkan dunia akademik dengan kebutuhan praktis di lapangan.