FDK UIN Sumatera Utara Medan Gelar International Conference Bertema Dakwahtainment di Era AI

Medan – Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) sukses menyelenggarakan International Conference pada Senin, 16 Juni 2025, bertempat di Aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Konferensi ilmiah bertaraf internasional ini mengusung tema “Dakwahtainment: Tantangan di Era AI”, dan dihadiri oleh tiga narasumber terkemuka: Dicky Sofjan, MPP., M.A., Ph.D., Dr. Michael R. Quinlan, dan Prof. Qhasem Muhammadi. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Prof. Dr. Hasan Sazli, M.A., serta dimoderatori oleh Putri Ramadhani Zein, M.Sos

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Hasan Sazli, M.A. menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada para pembicara yang telah berkenan hadir dan berbagi wawasan, serta kepada segenap peserta, baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa. Ia menegaskan bahwa penyelenggaraan konferensi ini merupakan bagian dari komitmen fakultas dalam membangun atmosfer akademik yang dinamis dan responsif terhadap isu-isu kontemporer. “Harapannya, dengan terselenggaranya konferensi berskala internasional yang telah menjadi agenda rutin ini, materi-materi hangat dan kekinian yang disajikan dapat menjadi penguatan intelektual bagi sivitas akademika,” tuturnya.

Pada sesi pemaparan, Dicky Sofjan menekankan bahwa dalam era dakwahtainment, dakwah tidak hanya menjadi tuntunan, tetapi juga tontonan. Menurutnya, kemasan dakwah perlu menarik tanpa menghilangkan substansi nilai-nilai agama. “Kita boleh memanfaatkan teknologi seperti AI dalam dakwah dengan bijak. Tidak perlu khawatir, AI tidak akan menggantikan kita, namun yang menggantikan kita adalah orang yang cerdas menggunakan AI,” tegasnya.

Sementara itu, Dr. Michael R. Quinlan menyoroti pentingnya pertimbangan teologis dalam penggunaan AI. Ia mengingatkan akan risiko teologis seperti kecenderungan mempercayai AI secara berlebihan, hingga potensi penurunan kualitas interaksi manusia. “Pertanyaan teologis yang mendalam perlu terus diajukan dalam menghadapi perkembangan AI yang masif,” ujarnya.

Adapun Prof. Qhasem Muhammadi memaparkan peluang dan tantangan dakwah di era modern. Ia menjelaskan bahwa AI membuka ruang dakwah yang lebih luas, personal, dan efektif. Namun demikian, ia mengingatkan akan berbagai tantangan yang perlu diantisipasi, seperti distorsi pesan dakwah, kendala sensor atau shadow banning, serta keterbatasan alat bantu dakwah digital. “Kita harus bijak dalam menggunakan AI agar dakwah tetap otentik dan menyentuh,” pungkasnya.

Konferensi internasional ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif yang melibatkan antusiasme peserta. Tercatat tiga pertanyaan konstruktif diajukan oleh dosen dan mahasiswa, menandai tingginya minat akademik terhadap isu dakwah dan teknologi. Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai bentuk dokumentasi dan apresiasi atas partisipasi seluruh pihak yang terlibat.

Melalui kegiatan ini, Prodi Manajemen Dakwah berharap mahasiswa dapat lebih terbuka terhadap dinamika dakwah kontemporer serta terinspirasi untuk mengembangkan pendekatan dakwah yang kreatif, relevan, dan berbasis teknologi. Bagi dosen, konferensi ini menjadi momentum penguatan wacana keilmuan dalam pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara berkomitmen untuk terus menghadirkan forum-forum ilmiah yang mendorong kolaborasi global, serta merespons tantangan zaman dengan pendekatan dakwah yang visioner dan transformatif.